Bumi semakin sesak dengan polusi kendaraan bermotor dimana hampir tiap
hari jutaan kendaraan bermotor beroperasi dimuka bumi ini. Dewasa ini
memiliki kendaraan bermotor bukanlah hal yang susah bahkan tanpa uang
pun kita bisa mengkredit kendaraan bermotor, seingga saking mudahnya
membeli kendaraan bermotor seperti membeli kacang goreng saja. Bahkan
dealer saling berlomba-lomba mempromosikan barang dagangannya, bahkan
berani dengan resiko tanpa uang muka.
Jauh sebelum kendaraan bermotor ditemukan, masyarakat menggunakan alat
transportasi dari kuda. Alat transportasi ini relatif lebih aman dan
ramah terhadap lingkungan dan tidak berpolusi serta tidak memerlukan
bahan bakar. Berbeda dengan kendaraan bermotor yang selalu menggunakan
bahan bakar dari minyak bumi yang jumlahnya terbatas dan pembuatanya
memerlukan waktu yang lama. Kendaraan tradisional yang ditarik oleh kuda
ini penyebutannya di tiap daerah berbeda-beda, ada yang menyebut cikar,
delman, pedati, dokar, andong dan lain sebagainya. Apapun namanya
kendaraan ini adalah kendaraan yang ramah lingkungan. Akan tetapi
sekarang kendaraan ini sudah hamper punah.
Contoh kasus adalah dokar-dokar yang dulu mangkal di depan pasar Tempeh
sebuah kecamatan di Lumajang sekarang ini semakin susah untuk ditemui,
jika pun ada pasti hanya satu atau dua dokar saja. Jika toh pemilik
dokar itu tetap bertahan pasti dengan alasan tidak punya pekerjaan lain
Berbeda ketika saya masih kecil dulu jumlah dokar yang mangkal di depan
pasar Tempeh jumlahnya banyak sekali, bahkan sangat dibutuhkan oleh
banyak orang untuk menjangkau desa-desa yang mlosok. Alangkah indahnya
mengingat masa kecil naik dokar menuju desa pulo dengan pemandangan
hamparan sawah nan hijau, dengan laju kuda yang pelan-pelan kita bisa
menikmati hawa yang begitu sejuk. Seiringnya waktu dokar-dokar ini
semakin menghilang bagaikan ditelan bumi dimana orang saat ini sudah
tidak lagi membutuhkannya.
Apakah kita juga akan menenggelamkan masa lalu kita?,tentunya tidak
bukan, begitu pula dengan dokar kendaraan yang ramah lingkungan ini
haruskah tenggelam ditelan bumi. Terkadang ada ketakutan bahwa jika
banyak dokar maka jalan raya akan banyak terdapat kotoran-kotarannya
maka ada pendapat sebaiknya dihilangkan saja.
Jika saja dokar di kabupaten Lumajang dilestarikan dan dijadikan
sebagai angkutan untuk berwisata alangkah lebih baik, dimana para kusir
tidak kehilangan lapangan pekerjaan. Dokar sebagai angkutan berwisata
bisa dilihat di Banyuwangi dan Bondowoso. Di kedua kota tersebut dokar
dihiasi sehingga indah di pandang dan nyaman untuk di naiki. Sekaligus
sebagai pelestarian dokar sebagai angkutan tradisional.
Sumber : http://pedomannusantara.com/berita-dokar-alat-transportasi-yang-hampir-punah.html
Home »
» Dokar, Alat Transportasi Yang Hampir Punah
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !