Dolanan Masa Dulu - Cerita Masa Lalu
Headlines News :
Home » » Dolanan Masa Dulu

Dolanan Masa Dulu

Written By Unknown on Senin, 15 Desember 2014 | 17.00

Berikut ini daftar permainan /Dolanan masa kecil yang bersifat Fisik yang masih bisa saya ingat:
1.       Engklek
Permainan yang sudah dikenal luas di seluruh dunia. Cara bermain dengan membuat pola kotak-kotak berurutan di tanah/lantai dan kemudian tiap pemain melompatinya dengan satu kaki sementara satu kaki lainnya menggantung (engklek), makanya disebut juga “Engklek”.

2.       Dampu
Permainan ini biasanya dimainkan 2 sampai 4 peserta. Masing-masing pemain mempunyai batu yang pakai sebagai  “Gacuk”. Gacuk tersebut dilempar ke arah garis di depan yang telah disepakati  seluruh pemain. Pemain yang berhasil melempar Gacuk terdekat dengan garis akan diberi kesempatan menyepak pertama gacuk tersebut dengan kaki ke arah gacuk lawan. Cara menyepaknya tidak seperti  sepak bola, tapi dengan tumpuan tumit dan menggunakan ujung jari kaki. Sampai disini saya sudah agak lupa aturan permainan ini.
3.       Gayak Lari (Lompat tali)
Permainan ini termasuk yang paling populer diantara anak-anak khususnya perempuan. Dimainkan minimal 3 pemain, dua pemain memegangi tali dan satu lagi melompatinya. Pada masa kecil saya digunakan karet gelang yang di “Ronce” sehingga menjadi tali elastic yang panjang.
4.       Kontrakol
Permainan ini dikenal di daerah saya di Makamhaji, mungkin di luar wilayah tersebut dikenal dengan nama yang lain. Cara bermainnya adalah dengan membuat lingkaran besar di tanah (kira-kira berdiameter 2m) dengan lingkaran kcil di tengah tempat menaruh tumpukan “Kreweng”/”Wingko” (pecahan genting). Wingko yang ditumpuk jumlahnya biasanya 10-15 wingko. Kemudian dari jarak tertentu kira-kira 4-5m dari tumpukan tersebut para pemain (biasanya terdiri dari 2 tim) menggelindingkan bola (biasanya bola tenis) kea rah tumpukan wingko sampai rubuh. Sampai disini saya juga lupa aturan permainan berikutnya. Maklum sudah lebih dari 25 tahun yang lalu hahaha.
5.       Jeg-jegan (Betengan)
Permainan ini terdiri dari dua tim, masing masing tim terdiri dari 2 orang atau lebih, bahkan bisa belasan anak dalam satu tim. Tiap tim mempunyai tempat /beteng/”Jeg” yang biasanya merupakan pohon yang besar. Jarak antara Beteng satu dengan beteng lawannya sekitar 10m atau paling tidak saling bisa melihat. Tiap pemain berusaha untuk nge-“Jeg” beteng lawan dengan konsekwensi kalo tertangkap/Kecandhak jadi tawanan. Tim yang bisa menyentuh beteng lawan (nge-Jeg) pertama dialah pemenangnya.
6.       Benthik
Permainan ini dimainkan dengan cara mencungkil batang kayu kecil dengan batang kayu yang lebih besar dari atas tanah yang digali sekitar 10cm dan kemudian selagi batang kayu kecil tersebut melayang kemudian dipukul sejauh-jauhnya. Bagi yang kalah akan dihukum dengan cara “Nggondhol Balung” dari tempat batang kayu terakhir mendarat ke lubang benthik. Permainan ini masih popular di daerah Surakarta dan sekitarnya sampai sekarang. Baru-baru ini di daerah Wonogiri diadakan lomba benthic tingkat kabupaten.
7.       Ungklak ungklak ugel
Mungkin namanya bukan itu, tapi Cuma itu yang saya ingat. Cara bermainnya minimal 3 pemain saling mengkaitkan salah satu kakinya ke belakang dengan kaki pemain lainnya. Setelah terkait semuanya berputar dengan cara engklek dengan satu kaki yang tidak terkait sambil menyanyikan tembang-tembang jawa. Seingat saya seperti itu.
8.       Gobak sodor
Permainan ini konon kabarnya berasal dari kata “Go Back True Door” yang kemudian diadopsi dalam bahasa jawa supaya mudah diucapkan dengan kata-kata Gobaksodor. Caranya adalah dengan membuat batas-batas di tanah sebesar lapangan badminton. Pemain terdiri dari 2 tim. Tiap tim berusaha menghalangi tim yang lain agar tidak bisa melewati “pintu” bayangan yang disepakati.
9.       Jelungan / Petak umpet (Hide and seek)
Permainan paling populer di kalangan anak-anak di seluruh dunia. Pertama diundi dulu “Hompimpah alahiyung Gambreng”. Atau di daerah saya di Makamhaji dengan “Hompilah Hom Mari Gandum Bregedel”. Kalo tinggal 2 orang diselesaikan dengan adu jari (Sut Jleng). Nanti yang jadi menghitung sampai sepuluh sementara yang lain sembunyi.
10.   Dor-doran
Permainan ini mirip petak umpet/jelungan hanya bedanya dimainkan 2 tim, dan yang lebih dulu me”Dor” pemain lawan dengan menyebut nama yang did or menang. Yang sudah did or dengan disebut namanya statusnya sudah mati. Tim yang anggotanya sudah “mati” semua kalah.
11.   Ndhas Kil
Dimainkan secara tim, terdiri dari 2 tim. Cara bermainnya menepuk kepala (Ndas)atau kaki (Kil-Sikil). Siapa yang lebih dulu menepuk kepala atau kaki dialah pemenangnya. Popular di kalangan anak-anak laki-laki.
12.   Jamuran
Permainan ini pernah saya mainkan waktu masih kecil sampai SD kelas 1-2. Permainannya beramai ramai melingkar sambil menyanyikan tembang dolanan “Jamuran… Jogegethok…” dan seterusnya. Namun sekarang saya sendiri lupa bagaimana cara bermainnya.
Berikut ini daftar permainan /Dolanan masa kecil yang bersifat Ketrampilan yang masih bisa saya ingat:
1.       Dakon
Menggunakan alat kayu yang dilobangi, dan Kecik/biji buah-buahan. Sudah sangat popular di Indonesia.
2.       Remi
Permainan Kartu Remi. Yang dulu popular pada masa kecil saya adalah empat satu.
3.       Dam-daman
Sejenis catur tapi dengan bidak berupa batu kerikil. Digambar di atas tanah atau lantai dengan kapur. Terdiri dari satu Raja, satu patih dan satu Patah serta 13 pion.
4.       Nekeran
Dalam bahasa Indonesia berarti Kelereng atau gundu. Ada banyak macam jenis, yaitu “Pok bling” dengan lubang ditengah lingkaran. Ada lagi sejenis judi dengan Kotak tempat mengadu (namanya lupa). Ada lagi “Jirak”. Adapun gaya pemain dalam memainkan neker/kelereng ada gaya “lanang”,  gaya “Sumpel”, gaya “Sinthir”, dan gaya senthik”.
5.       Soyang
Biasanya dimainkan perempuan dalam bentuk undian dan pertanyaan. Saya sendiri tidak begitu mengerti karena hanya mendengar dari teman-teman perempuan yang memainkan sambil melantunkan tembang dolanan : “Soyang… soyang… dst” disambung lagi : “… mboten trimo, mboten trimo anak kulo mang siyo siyo, ndhuk cenger , ndhuk cenger anak kulo mboten sido ngenger…”
6.       Ular-ularan
Nama sebenarnya saya lupa. Hanya cara bermainnya dengan melibatkan banyak anak yang meliuk-liuk seperti ular dan melewati dua orang yang saling berpegangan tangan. Secara acak ada anak yang melewati nya nanti ditangkap dan diberi pertanyaan. Biasanya dimainkan dengan disertai tembang-tembang dolanan, sayang sekali sekarang saya sudah lupa.
7.       Ndog-ndogan
Permainan dua orang atau lebih, dimainkan dengan menumpuk tangan seluruh pemain sambil mengepal. Sambil menyanyikan tembang dolanan satu persatu “Ndog” /telur/Kepalan tangan tersebut pecah dan tangan dibiarkan terbuka sampai seluruh Ndog pecah. Tembangnya adalah “Ndog-ndogan ndog ndogan, (o)jo pecah pecah ndhuwur, pecaho ngisor wae, pyar”. Setelah seluruh ndog pecah menyanyikan tembang “Uri-uri”. Tembangnya adalah “Ri uri ri uri njang anjang midodari, celeret tibo nyemplung kepundhung kembange opo, Kembang opo”. Pemain menjawab kembang opo, sambil dicubit.
8.       Cangkriman
Dimainkan sambil ngobrol pada saat suasana santai.
9.       Mbar suru
Biasanya dimainkan oleh 2 anak perempuan. Dengan alat berupa daun pisang atau kertas atau plastic yang kaku sebagai alat untuk “Nyuru”/menyerok biji buah. Biji buah yang dipakai biasanya “Kecik” atau biji buah Sawo.
10.   Bekelan
Mirip seperti mbar suru hanya alatnya merupakan produk Pabrik (biasanya made in Taiwan). Terdiri dari satu bola karet dan 4 biji tembaga.
11.   Cublak cublak suweng
Dimainkan dengan cara satu pemain yang “Jadi” tengkurap, kemudian yang lain menempelkan tangannya dipunggung yang jadi tadi sambil memutar biji diantara tangan-tangan tadi. Nanti pemain yang jadi harus menebak di tangan siapa biji itu jatuh terakhir. Sambil menyanyikan tembang “Cublak cublak suweng, suwenge teng gelenter, mambu ketunjung gudel, pak gempong lera lere, sopo ngguyu ndhelikake, sir sir pong dele gopong…”
Sementara hanya itu yang bisa saya ingat. Pada masa sekarang ketika anak saya sudah seusia saya dulu waktu memainkan itu semua, anak saya malah lebih seneng main PS, Nintendo, game HP dan nonton TV. Bahkan untuk bermain pasir pun harus dipaksa.
Di kampung halaman saya di Solo pun, anak-anak tidak ada lagi yang memainkan permainan/dolanan itu. Padahal banyak pelajaran dan manfaat bisa dipetik dari seluruh dolanan itu. Apa saja manfaatnya? Susah untuk mengatakannya, tapi  yang jelas pasti banyak.  Namun kini semuanya sudah berubah. Anak-anak kini lebih suka bermain secara individu dengan game HP dan PS. Kalo tidak, mereka lebih suka duduk pasif menonton sinetron di depan TV. Sayang sekali. Barangkali suatu saat semua dolanan itu hanya tinggal sejarah dalam tulisan dan museum. Semoga tidak.

Sumber :   http://ubaidi.wordpress.com/2011/11/08/macam-macam-permainandolanan-masa-kecil/
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Cerita Masa Lalu - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template